Kelangkaan Gas 3 Kg di Jabodetabek: Warga Antri, Satu Orang Meninggal Dunia
Ketua LBH Keadilan, Abdul Hamim Jauzie, menilai pemerintah gagal dalam mengantisipasi dampak dari penataan ulang sistem distribusi gas elpiji 3 kg.
POROSJAKARTA.COM, TANGERANG -Kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kg semakin dirasakan warga Jabodetabek. Di berbagai lokasi, antrean panjang terjadi, bahkan beberapa insiden keributan tak terhindarkan.
Di Larangan, Tangerang, warga terlibat cekcok dengan pemilik toko gas. Seorang warga mempertanyakan mengapa ia tidak diperbolehkan membeli gas, hingga menuduh pemilik toko melakukan penimbunan.
Namun, pemilik toko mengklaim bahwa gas tersebut sudah dipesan pihak lain.
Sementara itu, di tengah kelangkaan ini, seorang warga Tangerang Selatan meninggal dunia akibat kelelahan saat mengantre gas subsidi 3 kg.
Insiden ini memicu kritik tajam dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan, yang menilai bahwa pemerintah gagal dalam menjamin distribusi energi yang adil bagi masyarakat kecil.
Seorang Warga Tewas Saat Antre Gas 3 Kg di Tangerang Selatan
Korban bernama Yonih Binti Saman, warga Jalan Beringin, Pamulang Barat, jatuh pingsan saat mengantre gas subsidi di sebuah pangkalan di Pamulang, Tangerang Selatan.
Warga sekitar sempat memberikan pertolongan seadanya, namun nyawanya tak tertolong.
Yonih diduga mengalami kelelahan karena harus menunggu dalam antrean panjang demi mendapatkan gas melon 3 kg.
LBH Keadilan Kritik Pemerintah atas Kelangkaan Gas
LBH Keadilan menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Yonih dan menyoroti buruknya mekanisme distribusi gas subsidi.
Ketua LBH Keadilan, Abdul Hamim Jauzie, menilai pemerintah gagal dalam mengantisipasi dampak dari penataan ulang sistem distribusi gas elpiji 3 kg.
“Kami memahami tujuan pemerintah dalam menyalurkan subsidi agar lebih tepat sasaran.
Namun, masa transisi ini seharusnya tidak menyusahkan rakyat kecil,” ujarnya dikuti ratas.id, Senin malam, 3 Februari 2025.
Hamim menambahkan bahwa kelangkaan ini telah berdampak luas, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah dan pelaku usaha mikro.
“Banyak laporan yang kami terima dari warga yang kesulitan memasak dan pedagang kecil yang terhambat usahanya,” jelasnya.
Desakan LBH: Pemerintah Harus Segera Bertindak
LBH Keadilan mendesak pemerintah untuk segera mengembalikan mekanisme distribusi dan penjualan gas subsidi seperti sebelumnya.
Menurut Hamim, antrean panjang, keributan warga, hingga jatuhnya korban jiwa adalah bukti bahwa sistem distribusi yang diterapkan saat ini belum siap.
Penjelasan Pemerintah: Penataan Distribusi Penyebab Kelangkaan
Di sisi lain, pemerintah menyatakan bahwa kelangkaan gas 3 kg terjadi karena proses penataan ulang sistem distribusi.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa pemerintah tengah memastikan agar harga gas sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan.
“Kami sedang melakukan restrukturisasi distribusi, agar gas bersubsidi benar-benar sampai ke masyarakat yang berhak. Pengecer informal akan kami ubah menjadi pangkalan resmi dengan nomor induk perusahaan,” ujarnya.
Namun, dengan adanya kejadian antrean panjang hingga jatuhnya korban jiwa, masyarakat berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan distribusi ini tanpa membebani rakyat kecil.
Sumber: https://www.porosjakarta.com/
0 Response to "Kelangkaan Gas 3 Kg di Jabodetabek: Warga Antri, Satu Orang Meninggal Dunia"
Posting Komentar